Cianjuran Atau Mamos, Kesenian Dari Cianjur

Cianjuran Atau Mamos, Kesenian Dari Cianjur

Kesenian Cianjuran atau Mamos adalah tembang sunda yang hadir pada era sebelum 1900. Adalah sang Bupati Cianjur yang ke-9 yaitu R.A.A. Kusumahningrat yang menciptakan kesenian ini. Ketika di adakannya Musyawarah Tembang Sunda sa-Pasundan pada tahun 1962 di Bandung, kesenian yang menggunakan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab ini dikukuhkan sebagai salah satu kesenian khas sunda.

Awal mulanya R.A.A. Kusumahningrat yang menjabat sebagai bupati kabupaten Cianjur pada priode 1834 hingga 1862. Sang bupati juga dijuluki Dalem Pancaniti, terkait kebiasaannya membuat lagu dan memainkan musik yang dilakukannya di sebuah bangunan yang bernama Pancaniti.

Kesenian yang pada awal mulanya sebagai musik hiburan alat silaturahmi di antara kaum menak ini berasal dari berbagai seni suara sunda, seperti pantun, beluk (mamaca), degung, serta tembang macapat Jawa, yaitu pupuh.

Dengan menggunakan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab, lagu-lagu Cianjuran melantunkan jenis tembang dengan menggunakan pola pupuh Kinanti, Asmarandana, Sinom dan Dangdanggula, namun ada di antaranya lagu dari pupuh lainnya.